KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA POSITIF DI TENGAH KONTRAKSI EKONOMI GLOBAL

 


Perekonomian Indonesia kembali tumbuh kuat di tengah stagnasi ekonomi global dan gejolak pasar keuangan. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 5,11 persen (year on year/yoy), utamanya ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Blog ini akan mengulas lebih mendalam mengenai alasan perekonomian Indonesia kembali menguat dan tumbuh positif di tengah stagnasi ekonomi global, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi serta prediksi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang

Alasan perekonomian Indonesia kembali menguat dan tumbuh positif
  • Terciptanya lapangan pekerjaan yang tinggi dan pengoptimalan APBN. Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia terus dapat menunjukkan resiliensinya dan dapat dibuktikan dari capaian pertumbuhan pada triwulan I yaitu kualitas pertumbuhan meningkat signifikan yang tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) ke level di bawah prapandemi. APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja
  • Terkendalinya inflasi akibat adanaya pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga non-profit. Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh masing-masing 4,9 persen dan 24,3 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh terkendalinya inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), pemberian tunjangan hari raya (THR), serta berbagai aktivitas terkait Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024. Pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) tumbuh double digit sebesar 19,9 persen (yoy). Kinerja belanja pegawai dalam APBN menjadi salah satu faktor yang mendukung kuatnya pertumbuhan ini, terutama melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian THR dengan tunjangan kinerja 100 persen pada triwulan I-2024. Di sisi lain, belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari PKP juga meningkat cukup signifikan menyumbang 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024. Sementara, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat sebesar 3,8 persen (yoy). Kinerja investasi sektor swasta juga tumbuh tinggi 22,1 persen (yoy) dengan sebaran investasi antara Jawa dan luar Jawa yang berimbang.
  • Perlambatan ekonomi global dan peningkatan mobilitas. Tren perlambatan ekonomi global mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia. Meski begitu, sektor-sektor unggulan dari sisi produksi tetap tumbuh positif, seperti sektor manufaktur dan perdagangan.  Namun, sektor pertanian mencatatkan kontraksi sebesar 3,5 persen (yoy), dipengaruhi oleh musim. Peningkatan mobilitas masyarakat juga mendukung pertumbuhan sektor-sektor penunjang pariwisata, seperti sektor transportasi dan akomodasi yang masing-masing tumbuh sebesar 8,7 persen (yoy) dan 9,4 persen (yoy).

Dampak Terhadap Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi yang solid juga berdmpak positif pada penyerapan tenaga kerja nasional, menurunkan secara signifikan tingkat pengangguran terbuka (TPT), serta menurunkan proporsi pekerja informal. Penurunan proporsi pekerja informal ini memberikan indikasi positif terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja secara nasional.
Namun demikian, ada beberapa risiko global yang masih harus dihadapi, di antaranya arah kebijakan the Fed yang masih penuh ketidakpastian, eskalasi tensi geopolitik berbagai kawasan, serta disrupsi rantai pasok global yang belum sepenuhnya pulih. Sebagai langkah antisipatif atas berbagai dinamika global tersebut, sinergi dan koordinasi dengan otoritas lain khususnya otoritas moneter dan sektor keuangan akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dengan begitu, pemerintah akan terus melakukan monitoring dan asesmen terhadap potensi dampak dari dinamika global terhadap perekonomian domestik serta kondisi fiskal. APBN akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pertumbuhan ekonomi. 
Prediksi pertumbuhan ekonomi di masa depan
Dengan berbagai capaian kondisi perekonomian nasional tersebut, Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten berada di level yang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Ke depan, prospek perekonomian nasional juga dinilai masih akan memiliki capaian optimal dengan ditunjukkan oleh angka purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia yang terus berada di level ekspansif pada Januari 2024 sebesar 52,9. Hal tersebut memberikan optimisme bahwa geliat ekonomi nasional semakin membaik, dan menjadi modal bagi pencapaian target ekonomi mendatang seiring dengan proyeksi perbaikan ekonomi global. Dengan proyeksi yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu berbagai lembaga memprediksi pertumbuhan Indonesia sampai tahun 2025 seperti IMF masih memprediksi di angka 5 persen, kemudian World Bank antara 4,9-5 persen, dan OECD di angka 5,2 persen, jauh di atas rata-rata proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan di atas pertumbuhan ekonomi emerging market seperti Tiongkok. Oleh karena itu, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci pertumbuhan perekonomian ke depan walaupun kita menyadari ada risiko-risiko ke depan.

Kesimpulan

Prospek ekonomi Indonesia positif, dengan fokus yang kuat pada peningkatan lapangan kerja dan peningkatan APBN. Perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih dari resesi global, dengan peningkatan yang signifikan pada tingkat lapangan kerja, penurunan inflasi, dan peningkatan dua digit pada konsumsi pemerintah. Pengeluaran pemerintah untuk layanan publik juga diperkirakan akan meningkat, dengan peningkatan yang signifikan pada belanja publik untuk layanan publik. Namun, negara Indonesia menghadapi risiko-risiko seperti pelemahan Federal Reserve, ketegangan geopolitik, dan gejolak keuangan global. Pemerintah sedang memantau dan menilai potensi dampak dari dinamika global terhadap kondisi domestik dan keuangan. APBN diharapkan dapat menjadi peredam guncangan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Prospek ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap kuat dan bertahan pada tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan optimal, dengan indeks manajer pembelian (PMI) mencapai level ekspansif 52,9% pada Januari 2024. Optimisme ini disebabkan oleh proyeksi berbagai organisasi internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia antara tahun 2025 dan 2025.

Sumber

Sumber menpan.go (08 Mei 2024) ”Di Tengah Tantangan Global, Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh Kuat” Dikutip dari: https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/di-tengah-tantangan-global-ekonomi-indonesia-mampu-tumbuh-kuat

Sumber setkab.go.id (06 Februari 2024) ”Di Tengah Tantangan Global, Pertumbuhan Ekonomi 2023 Indonesia Capai 0,05%” Dikutip dari: https://setkab.go.id/di-tengah-tantangan-global-pertumbuhan-ekonomi-2023-indonesia-capai-505-persen/

Sumber ekon.go.id (05 Februari 2024) ” Terus Bersinar di Tengah Temaram Ekonomi Global, Indonesia Berhasil Capai Pertumbuhan 5,05% di Tahun 2023” Dikutip dari: https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5629/terus-bersinar-di-tengah-temaram-ekonomi-global-indonesia-berhasil-capai-pertumbuhan-505-di-tahun-2023


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama