CAPITAL BUDGETING (PENGANGGARAN MODAL)

Sebagai seorang pelaku bisnis tentunya kita harus tahu bagaimana proyek yang akan kita jalankan layak atau tidak. Bagaimana cara kita mengetahui proyek yang akan kita jalankan sukses di masa depan atau malah merugikan? maka kita perlu menyusun capital budgeting perusahaan terlebih dahulu. Lalu apa Itu Capital Budgeting?

Capital budgeting adalah sama dengan analisa kelayakan bisnis (feasibility studies) yaitu sebagai suatu proses menyeluruh menganalisa proyek-proyek dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Capital budgeting merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap memaksimalkan tujuan dari perusahaan dimana investasi tersebut berarti pengeluaran terjadi pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang.

Jadi, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa anggaran modal itu merupakan keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut lebih dari satu tahun.

Batas waktu satu tahun tersebut tidak mutlak, karena dalam pengeluaran dana tersebut misalnya ada pengeluaran untuk pembelian aktiva berupa tanah, bangunan, mesin ataupun alat lainnya. Motif, dari capital budgeting ini ialah pembelian aktiva baru untuk pengembangan produk baru serta untuk mengurangi biaya aktiva yang memang sudah tidak efisien digunakan atau telah usang.

Perusahaan akan membuat berbagai alternatif atau variasi investasi agar bisa berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti halnya tanah. Aset tersebut adalah aset yang berpotensi dalam sumber pendapatan yang potensial dan bisa dilihat dari suatu perusahaan.

Saat capital budgeting dilakukan, divisi keuangan biasanya mempertimbangkan 2 kepentingan:

  1. kepentingan profit masa depan, dan

  2. kepentingan investor.

Keputusan akan investasi ini akan menjadi sulit untuk dikerjakan karena memerlukan penilaian tentang situasi pada masa yang akan datang, sehingga memerlukan berbagai asumsi yang mendasari suatu estimasi pada situasi yang paling mendekati ataupun yang mungkin tidak akan terjadi, baik itu karena adanya faktor internal ataupun faktor eksternal.
Nilai investasi tersebut harus bisa dihitung sesuai dengan aliran arus kas perusahaan (cash in flow) dan harus merupakan suatu keputusan yang paling tepat agar bisa menghindari berbagai risiko kerugian atas nilai investasi tersebut. Tentunya capital budgeting dan keputusan keuangan ini harus diperlakukan secara terpisah. Jika investasi yang telah diajukan sudah ditentukan untuk dapat diterima, maka manajer keuangan kemudian memilih cara pembayaran yang paling baik.

Manfaat Capital Budgeting

Manfaat utama capital budgeting adalah dapat mengetahui keperluan dana perusahaan secara lebih detail, karena dana bisa terikat jangka waktu lebih dari setahun. Sehingga akan meminimalisir adanya over investment atau under investment. Capital budgeting juga dilakukan agar bisa mencegah terjadinya kesalahan dalam hal decision making.

Metode Analisis Capital Budgeting

Penilaian yang seringkali dilakukan untuk membuat keputusan oleh pelaku bisnis  adalah dengan menggunakan pengukuran Net Present Value (NPV) dan juga Internal Rate of Return (IRR).  Hal ini dilakukan untuk melengkapi analisis kelayakan usaha yang dilakukan dengan memperhitungkan Profitability Index (PI) dan Discounted Payback Period (DPP). 

  1. Net Present Value (NPV)

Metode capital budgeting atau penganggaran modal yang pertama adalah Net Present Value (NPV), Dalam metode ini, budget proyek akan dihitung berdasarkan potensi perkembangan nilainya di masa depan. Perhitungan metode NPV hanya dapat diterima jika proyeknya memiliki nilai di atas Rp0.


Contoh kasus capital budgeting menggunakan metode NPV,

PT. Mekar Jaya berniat mendanai proyek perusahaannya sebesar Rp4 milyar, yaitu proyek A atau proyek B. Proyek A menghasilkan cash flow sebesar Rp200 juta/tahun selama 20 tahun dengan discount rate 10%. Sedangkan Proyek B menghasilkan cash flow Rp100 juta selama 40 tahun dengan discount rate 10%.

Berdasarkan perhitungan NPV, maka:

  • NPV Proyek A 

= (Rp200,000,000*20 tahun) - 10%(Rp200,000,000*20 tahun)

= Rp4,000,000,000 – Rp400,000,000

= Rp3,600,000,000 (Rp3,6 milyar)

  • NPV Proyek B 

= (Rp100,000,000*50 tahun) - 10%(Rp100,000,000*50 tahun)

= Rp5.000,000,000 – Rp500,000,000

= Rp4,500,000,000 (RP4,5 milyar)

Maka proyek perusahaan PT Mekar Jaya yang berhak mendapat pendanaan adalah Proyek B, karena NPVnya jauh lebih besar.


  1. Internal Rate of Return (IRR)

Metode IRR capital budgeting adalah metode yang mempertimbangkan waktu, selain perhitungan nilai Future Value (FV). Para ahli menyebut bahwa metode IRR jauh lebih efektif dan akurat dibandingkan NPV.


Contoh kasus capital budgeting menggunakan metode IRR,

PT Mekar Jaya menghitung profit dari 2 proyek yang akan dilakukan. Proyek A dihitung dapat menghasilkan profit sebesar 55% dari pendanaan 15 tahun, sedangkan proyek B menghasilkan profit 30% dari pendanaan 10 tahun. Proyek A dan proyek B masing-masing mendapat pendanaan sebesar Rp200 juta. Maka nilai IRRnya adalah:


  • IRR Proyek A 

= [Rp200.000.000 + (55%XRp200.000.000)]/15 tahun

= Rp310.000.000/15 tahun = Rp20.666.667

  • IRR Proyek B 

= [Rp200.000.000 + (30%XRp200.000.000)]/10 tahun

= Rp260.000.000/10 tahun = Rp26.000.000

Presentase profit dari proyek A lebih tinggi dari proyek B, namun dari perhitungan metode IRR proyek B lebih besar. Maka proyek B yang akan mendapat pendanaan berikutnya.


  1. Average Rate of Return (ARR)

Metode Average Rate of merupakan metode analisis yang mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu investasi yang dijalankan. Pada dasarnya ARR mengukur pendapatan atau laba tahunan yang diharapkan dari hasil suatu investasi. Dengan kata lain, menghitung berapa banyak uang yang akan dikembalikan ke investor dari suatu investasi.


Contoh kasus capital budgeting menggunakan metode ARR,

Dalam 5 tahun terakhir, proyek A dan B yang mendapatkan pendanaan Rp100 juta, mendapatkan pendapatan sebagai berikut:




Berdasarkan total pendapatan, proyek A memiliki perhitungan jumlah lebih besar dibanding proyek B. Akan tetapi, dari segi rata-rata, proyek B memiliki Average Rate of Return lebih tinggi daripada proyek A. Sehingga jika mengikuti metode ARR, proyek yang mendapat pendanaan adalah proyek B.


  1. Payback Period (PP)

Metode Payback Period, yaitu metode capital budgeting berdasarkan waktu kembalinya pendanaan. Dalam metode ini, keputusan capital budgeting diambil berdasarkan durasi proyek mencapai BEP.


Contoh kasus capital budgeting menggunakan metode PP,

Proyek A menghasilkan pendapatan sebesar Rp20 juta per tahun, sedangkan proyek B menghasilkan Rp25 juta per tahun. Pendanaan yang tersedia untuk salah satu dari dua proyek tersebut adalah Rp400 juta. Dengan demikian, waktu Payback Period-nya tiap proyek adalah:

PP Proyek A = Rp400.000.000/Rp20.000.000 = 20 tahun

PP Proyek B = Rp400.000.000/Rp25.000.000 = 16 tahun

Maka yang berhak mendapat pendanaan adalah proyek B, karena durasi pengembalian dananya lebih pendek.



Sumber bacaan :

Accurate. 2022. Capital Budgeting: Pengertian, Manfaat, Metode, dan Prinsip Dasar. Diakses pada 19 Februari 2022 dari https://accurate.id/bisnis-ukm/capital-budgeting-adalah/ 

Helmi, Andri. 2020, 10 Desember. MANAJEMEN KEUANGAN (CAPITAL BUDGETING) [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=XDl7ihw5rsQ 

Ilmu Manajemen Industri. 2021. Pengertian Accounting Rate of Return (ARR) dan Cara Menghitungnya. Diakses pada 20 Februari 2022 dari https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-accounting-rate-of-return-arr-cara-menghitung-arr/ 

Redaksi OCBC NISP. 2021. Apa itu Capital Budgeting? Arti, Manfaat, Metode, & Contoh. Diakses pada 19 Februari 2022 dari https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/14/capital-budgeting-adalah


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama