AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN


    Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan industri  menimbulkan  permasalahan lingkungan. Para pelaku industri seringkali mengabaikan dampak lingkungan. Timbulnya pencemaran air, tanah, udara dan  kesenjangan sosial di lingkungan. Esensi  industri adalah keterkaitan antara masyarakat dengan industri, yang dalam hal  ini tidak dapat dipisahkan.

    Akuntansi berhubungan erat dengan aktivitas perusahaan karena rincian akuntansi menjadi dasar pengambilan keputusan perusahaan. Semenjak ada muncul teori Three Bottom Line mengenai People, Planet, Profit, munculah cabang akuntansi baru yaitu akuntansi lingkungan. Akuntansi lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan sebuah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan perusahaan dan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (Evironmental Costs) kedalam praktik akuntansi. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul akibat dari kegiatan usaha yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan usaha yang mempengaruhi lingkungan. 

Environmental Accounting ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian perusahaan terhadap dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. Selain itu, dengan adanya akuntansi berbasis lingkungan ini menjembatani hubungan antara perusahaan dengan organisasi non profit yang bergerak di bidang lingkungan. Tujuannya sudah jelas untuk mengajak perusahaan menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk kepentingan lingkungan.

Pentingnya Akuntansi Biaya Lingkungan :

Beberapa alasan manajemen perlu memperhatikan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan menurut Sudarno (2008) antara lain : 

1. Beberapa biaya lingkungan dapat dikurangi dan dieliminasi secara signifikan sebagai hasil dari keputusan bisnis, mulai dari operasi perubahan pergudangan, ke investasi dalam teknologi pemrosesan yang lebih hijau, meredesain proses / produk. 

2. Biaya lingkungan (misalnya penghematan biaya lingkungan secara potensial) dapat dikaburkan dalam akun biaya overhead atau bahkan diabaikan.

3. Beberapa perusahaan telah menemukan bahwa biaya lingkungan dapat di offset dengan perolehan pendapatan melalui penjualan limbah, produk sampingan atau cadangan polusi yang dipindahkan atau lisensi teknologi untuk penjumlahan. 

4. Manajemen biaya lingkungan yang lebih baik dapat dihasilkan dengan mengembangkan kinerja lingkungan dan memperoleh manfaat yang signifikan terhadap kesehatan manusia seperti halnya dalam keberhasilan bisnis. 

5. Dengan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan, pemrosesan dan produk dapat memperbaiki penetapan biaya produk dan penetapan harga yang lebih tepat dan dapat membantu perusahaan dalam mendesain pemrosesan, produk dan jasa yang lebih ramah lingkungan dimasa depan.

 6. Keunggulan kompetitif terhadap pelanggan dapat dihasilkan dari pemrosesan, produk jasa yang dapat dijelaskan dengan lingkungan yang lebih baik.

7. Akuntansi biaya dan kinerja lingkungan dapat mendukung pengembangan perusahaan dan operasi sistem manajemen lingkungan secara menyeluruh.


Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan

    Perlakuan akuntansi atas biaya lingkungan sebagai upaya mengalokasikan dan merencanakan pengelolaan dampak negatif eksternalitas perusahaan seperti pencemarran limbah, pencemaran udara, pencemaran suara, dan efek negatif lainnya. Perusahaan harus menyusun rencana strategis tahap pencatatan pengelolaan keuangan tersebut agar dalam pengalokasian anggaran yang telah direncanakan bisa berjalan efektif dan efisien. Tahapan- tahapan perlakuan akuntansi dijelaskan sebagai berikut:.

a. Tahap Pencatatan

    Pencatatan transakis ekonomi merupakan tahap awal dari proses akuntansi hijau, pembiayaan yang dikorbankan atau dikeluarkan perusahaan dalam menanggulangi dampak eksternalitas negatif akibat dari proses produksi. Pencatatan keseluruhan biaya keluaran keseluruhan biaya yang berkaitann pengelolaan lingkungan diawali dengan melakukan rencana anggran dengan dilakukan pengelompokan pada pos-pos anggran sehingga dapat diketahui jumlah kebutuhan secara riil setiap tahunnya. PSAK 2009 menyatakan beberapa tahapan analisis lingkungan, sebagai berikut : tahap identifikasi penentuan biaya untuk biaya pengelolaan penangglanan dampak produksi perusahaan terhadap lingkungan. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola sampah atau limbah dari sisa hasil produksi suatu usaha kemudian dialokasikan dalam tahap-tahap tertentu yang membutuhkan biaya yang dapat dipertanggungjwabkann, tahapan-tahapan akuntansi tersebut dapat dilakukan sebelum periode akuntansi berjalan atau disesuaikan dengan proses produksi entitas (Haryanto dalam Hadi, 2012). Taahap pencatatan dilakukan untuk mengelola segala macam biaya yang dikorbannkan atau dikeluarkan oLeh perusahaan berkaitan dengan pengolahan limbah yang, adapn klasifikasi biaya lingkungan anatara lain biaya pemeliaraan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan, biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan

b. Tahap Pengukuran

    Suwardjono (2013) menyatakan tahap akuntansi pengukuran merupakan tahapan penetuan angka atau satuan yang digunakan alat ukur suatu objek akuntansi untuk menjelaskan makna dari objek terntu, pada dasarnya dilakukan dengan pengukuran biaya yang dikeluarkan sebagai pengelolaan lingkungan dengan menggunakan satuan moneter yang sudah direncakan dalam anggaran sebelumnya. Sehingga akan diperoleh jumlah dan nilaiyang tepat sesuai kebutuhan perusahaan yang sesungguhnya terjadi. Pengukuran biaya dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kebutuhan masing-masing entitas, setiap perusahaan memiliki standar pengukuran sendiri karena memang belum ada SAK atau teori yang mengatur secara khusus tentang pengukuran biaya lingkungan.. Hendriksen (2019) mengungkapkan terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh entitas ketika melakukan pengukuran biaya lingkungan, yakni kondisi ketidakpastian, hal ini disebabkan karena informasi akuntansi umumnya berhubungan dengan kesatuan yang diharapkan kendala yang lain yakni Objektifitas dan verifibikitas, supaya pengukuran bisa menghasilkan informasi yang andal dalam menyajikan informasi informasi yang relevan untuk forecasting dan pengambilan keputusan oleh investor dan pemakai laporan keuangan yang lain, maka akuntan harus menentuka atribut atau alat ukur yang digunakan serta memili prosedur pengukuran yang bisa menjelaskan atribut tersebut secara akurat. Selanjutnya bebas dari bias informasi, merupakan kemampuan entitas dalam pengukuran yang menghasilkan informasi yang andal dan bebas dari multitafsir atau bias informasi. Pertimbangan yang terakhir keterbatsan unit menoter, unt moneter merupakan alat ukur yang paling baik dan stabil, akan tetapi memiliki keterbatasan bahwa nilai unit moneter sering kali tidak setabil.

c. Tahap Penyajian

    Penyajian dalam tahapan akuntansi merupakan tata cara pelapporan elemen-elemen atau akun-akun dalam seperangkat pelaporan keuangan agar elemen atau pos tersebut informatif. Standar akuntansi biaya mengatur ketentuan tentang apakah suatu informasi harus dsaijikan secara terpisah dari laporan keuangan utama, atau digabung bersama dengan akun laporan keuangan yang lain. Bentuk kepedulian entitas terhadap lingkungan dapat disajikan dapat dilaporkan dalam laporan keuangan guna embangun persepsi positif perusahaan di mata investir, pemerintah, dan masayarakat sebagai konsumen.

d. Tahap Pengungkapan

    Tahap akhir dalam proses akuntansi adalah disclosure atau pengungkapan yang maknanya informasi keuangan yang dihasilkan sepatutnya tidak ada yang ditutpi dan tidak ada yang disembunyikan. Dalam proses pengungkapan disini lebih menekan kan pada aspek kebermanfaatan atas laporan keuangan yang dihasilkan entitas. Dalam prinsip akuntansi lingkungan menuntut adanya alokasi pos khusus dalam setiap pencatatan rekening pada laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban sosial maupun finansial.



Daftar Pustaka

(https://feb.unmul.ac.id/detail-berita-web-kenalan-dengan-akuntansi-lingkungan-yuk-hmjakuntansi., 2022)

(LPPM UNHASY TEBUIRENG JOMBANG,Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan, 2021, pp. 2-3)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama