Perusahaan kerap menarik
investasi untuk mengembangkan bisnisnya. Dana
investasi yang didapat bisa dialokasikan untuk berbagai tujuan, seperti
perluasan cabang usaha, peningkatan infrastruktur, hingga perekrutan
lebih banyak karyawan. Apabila dilihat sekilas,
investasi berdampak positif
bagi perusahaan. Namun, jika dilihat lebih dalam,
ada dampak investasi terhadap tata kelolalingkungan dan sosial yang terlibat
dengan proyek perusahaan. Di sinillah ESG muncul sebagai standar baru dalam investasi bisnis.
YUK KENALAN SAMA ESG!
ESG adalah singkatan dari Environmental Social Governance, dikenal sebagai salah satu parameter pelaksanaan pembangunan SDGs. Aspek ESG merupakan konsep
yang mengedepankan kegiatan pembangunan/investasi/bisnis yang berkelanjutan dengan tiga faktor
utama, yaitu lingkungan (environment), sosial (social) dan tata kelola (governance). Artinya segala
bentuk aktivitas maupun pengambilan keputusan perusahaan jasa
keuangan hendaknya juga
dapat menerapkan secara
penuh prinsip- prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab
sosial, dan tata
kelola yang baik.
ESG sendiri bertujuan untuk mengukur dampak sosial dan keberlanjutan
investasi yang dilakukan perusahaan.
EKSISTENSI ESG DI INDONESIA
ESG kini semakin populer digunakan oleh para investor, mulai dari tingkat regional hingga global. Di Indonesia sendiri, penerapan ESG terus meningkat. Menurut Koordinator WKU III Kadin Indonesia Shinta Kamdani, sebetulnya perusahaan sudah banyak yang menjalankan unsur-unsur ESG dalam perusahaannya, namun mungkin mereka selama ini tidak menggunakan istilah ESG. Pasalnya bisnis-bisnis yang tidak menerapkan ESG, sudah pasti tidak mampu bertahan dalam persaingan bisnis global yang semakin ketat. Investasi bertema ESG dan SDG juga disebutkan mengalami tren peningkatan seiring semakin pedulinya investor terhadap isu-isu keberlanjutan. Pada 2016, Bursa Efek Indonesia mencatat hanya 1 produk ESG di pasar modal, sementara pada 2021 jumlahnya meningkat drastis menjadi 15 produk dengan nilai Rp3,45 triliun. Pemerintah pun telah menerbitkan SDG Bond perdana pada 2021 lalu dan juga obligasi bertema SDG senilai total Rp35,2 triliun. Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong ekonomi hijau, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merumuskan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015-2019) untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas pelaku sektor jasa keuangan dalam proses adopsi ekonomi rendah karbon. Kemudian, OJK juga telah menyelesaikan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025) dengan fokus pada pengembangan Taksonomi Hijau untuk mengklasifikasikan aktivitas pembiayaan dan investasi berkelanjutan. Salah satu langkah konkret dalam Roadmap II adalah integrasi Environmental, Social, and Governance (ESG) yang akan berlangsung dari 2021 hingga 2023. Pada tahun 2023, targetnya adalah melaksanakan aspek ESG, termasuk pelaporan lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta pengembangan indikator kinerja kunci oleh sektor keuangan, termasuk produk-produk investasi.
Selain integrasi ESG, pemerintah juga mengambil langkah
dalam mengatasi perubahan iklim dengan menerapkan kebijakan pajak karbon.
Kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang
disahkan oleh DPR pada Oktober 2021. Kebijakan tersebut menetapkan tarif
minimum sebesar Rp30.000 atau USD2,10 per ton setara karbon
dioksida ekuivalen (CO2e)
melalui skema cap-and-trade untuk perusahaan
yang melebihi ambang batas emisi mereka, kecuali perusahaan yang telah
membeli kredit karbon.
Pengesahan undang-undang ini dilakukan beberapa minggu
sebelum Konferensi Para Pihak (COP) ke-26 Kerangka
Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Glasgow, di mana Presiden
Joko Widodo hadir
pada November 2021. Pengesahan UU ini memperkuat komitmen Indonesia dalam
isu perubahan iklim.
Pajak karbon yang diberlakukan bertujuan untuk mengurangi emisi
karbon dengan mempromosikan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
Selain aspek lingkungan, kebijakan ini juga diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan negara dan mengatasi defisit fiskal yang
ditetapkan sebesar 3% dari PDB
pada tahun 2023.
KENAPA ESG PENTING UNTUK DITERAPKAN?
ESG penting untuk diterapkan karena alasan-alasan berikut:
1. Kepentingan Lingkungan: Penerapan faktor lingkungan dalam ESG membantu mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan, termasuk perubahan iklim, polusi, dan kerusakan ekosistem. Ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem bumi dan mencegah kerusakan lingkungan yang dapat mempengaruhi seluruh planet.
2.
Tanggung Jawab
Sosial: Faktor sosial
dalam ESG menekankan tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat dan karyawan. Ini mencakup pemenuhan hak asasi manusia,
keadilan sosial, kesejahteraan karyawan, dan kontribusi positif terhadap masyarakat di sekitar perusahaan.
3.
Pengelolaan Risiko: ESG membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang
berkaitan dengan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Dengan meminimalkan risiko seperti perubahan peraturan atau reputasi yang
buruk, perusahaan dapat menghindari kerugian finansial yang signifikan.
4.
Reputasi dan Peluang: Praktik
ESG yang baik membantu membangun reputasi positif perusahaan di mata investor, pelanggan, dan
pemangku kepentingan lainnya. Ini membuka
peluang akses ke modal, kemitraan strategis, dan dukungan konsumen yang
lebih besar.
5.
Ketahanan Bisnis: Perusahaan yang memperhatikan ESG memiliki peluang
yang lebih baik untuk
bertahan dalam jangka
panjang. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berkelanjutan, perusahaan dapat mengadaptasi bisnis mereka dengan lebih
baik dalam menghadapi perubahan pasar dan lingkungan.
6.
Permintaan
Konsumen dan Investor: Konsumen dan investor semakin menyadari
pentingnya isu ESG, dan mereka lebih cenderung memilih perusahaan yang
berkomitmen pada praktik berkelanjutan. Ini menciptakan dorongan ekonomi
untuk menerapkan ESG.
7.
Peraturan
dan Kepatuhan: Banyak negara telah menerapkan peraturan yang memerlukan pelaporan ESG, dan ini akan terus
berkembang. Penerapan ESG membantu
perusahaan mematuhi peraturan dan menghindari sanksi hukum.
8. Dampak Jangka Panjang: ESG bertujuan untuk menciptakan dampak positif jangka panjang bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan. Investasi dalam praktik berkelanjutan dapat membantu menghasilkan nilai jangka panjang dan menjaga kelangsungan perusahaan. Dengan menerapkan ESG, perusahaan berpotensi mencapai keseimbangan antara keuntungan ekonomi, perhatian terhadap lingkungan dan masyarakat, serta manajemen yang baik. Hal ini mendukung pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pihak.
BAGAIMANA CARA UNTUK MEMULAI ESG?
berikut panduan sederhana untuk
memulai perjalanan ESG :
1.
Tentukan
Tujuan Anda: Kenapa Anda ingin melakukan pelaporan ESG? Apakah untuk menarik investor baru,
meningkatkan citra perusahaan, atau mengatasi
masalah sosial yang
penting? Tujuan harus
selaras dengan prioritas strategis perusahaan.
2. Kenali
Audiens Anda: Siapa yang peduli dengan informasi ESG Anda? Apakah investor, pelanggan, atau masyarakat umum? Identifikasi audiens
Anda dan mengapa mereka peduli.
3. Tentukan Materi
yang Penting: Materialitas dalam
ESG berarti informasi yang relevan dengan
bisnis Anda. Pertimbangkan faktor-faktor seperti industri, ukuran, dan pelanggan. Pertanyaan yang penting: Apa yang perlu
Anda laporkan untuk mencapai tujuan strategis
Anda?
4. Kumpulkan Data
ESG: Bagaimana Anda akan mengumpulkan data ESG? Anda mungkin perlu menginvestasikan dalam sistem manajemen data
yang baik. Ingatlah, ESG tidak hanya tentang angka;
ini juga termasuk
cerita tentang strategi dan tindakan yang Anda lakukan.
5. Bagaimana
Anda Menyebarkannya: Pertimbangkan
cara Anda akan menyampaikan informasi
ESG. Ini bisa melalui laporan
resmi, laporan keuangan, atau bahkan dashboard
interaktif di situs
web Anda.
6. Tentukan
Frekuensi Pelaporan: Seberapa sering
Anda akan melaporkan informasi ESG? Ini bisa tahunan, kuartalan, atau sesuai dengan siklus data Anda.
Pastikan data yang
Anda bagikan tetap
akurat dan terkini.
7. Tunjukkan Perbaikan: Jangan lupakan
pentingnya perbaikan berkelanjutan. Di setiap laporan
berikutnya, sertakan pembaruan tentang langkah-langkah yang Anda ambil untuk memperbaiki kinerja
ESG Anda.
Ingatlah bahwa ESG adalah proses yang terus berjalan.
Semakin kita melakukannya, semakin
baik kita akan menjadi
dalam melaporkan informasi yang relevan dan meningkatkan
dampak positif perusahaan Anda dalam lingkungan dan masyarakat.
Dalam mengakhiri pembahasan ini, penting untuk diingat
bahwa ESG (Environmental Social Governance) bukanlah sekadar tren,
melainkan merupakan pondasi baru dalam dunia bisnis yang berkelanjutan. Ini
tentang tanggung jawab terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola yang baik,
menciptakan kesempatan bagi perusahaan untuk menjalankan bisnis yang memberikan
dampak positif. Investasi berkelanjutan tidak hanya mencari keuntungan finansial,
tetapi juga memberikan manfaat pada lingkungan dan masyarakat. Semua,
baik investor, pemimpin
bisnis, atau konsumen, memiliki
peran dalam mendorong perusahaan untuk berinvestasi secara berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan ESG dalam keputusan
finansial dan bisnis kita, kita bersama-sama membangun masa depan
yang lebih baik,
berkelanjutan, dan
bermanfaat bagi semua.
Mari kita jadikan
ESG sebagai panduan
dalam pengambilan keputusan
dan memastikan investasi kita memberikan manfaat yang lebih luas. Itulah kunci untuk
menciptakan dunia yang lebih baik
bagi semua.
Refrensi :
Alpha JWC Ventures. (25 Juni 2023). “Apa itu ESG?.” Diakses
dari: https://www.alphajwc.com/id/apa-itu-esg/
Otoritas Jasa Keuangan. (29 September 2022).
“Kenali ESG: Aspek Keuangan Untuk Mendorong
Capaian SDGS.” Diakses dari: https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40772
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (12 November 2022). “Kementerian Keuangan Luncurkan Manual ESG.” Diakses dari: https://www.kemenkeu.go.id/informasi- publik/publikasi/siaran-pers/Kementerian-Keuangan-Luncurkan-Manual-ESG
Greeneration Foundation. (15 September 2022). “ESG:
Strategi Investasi Masa Depan Berkelanjutan.”
Diakses dari: https://greeneration.org/publication/green-info/esg- strategi-investasi-masa-depan-berkelanjutan/
Detik.com. (15 November 2021). “Mendorong Ekonomi Hijau
Melalui Investasi ESG dan Pajak
Karbon.” Diakses dari: https://news.detik.com/kolom/d-5812296/mendorong- ekonomi-hijau-melalui-investasi-esg-dan-pajak-karbon
Plante Moran. (1 September 2022). “ESG Reporting: Seven
Steps to Get Started.” Diakses dari:
https://www.plantemoran.com/explore-our-thinking/insight/2021/10/esg- reporting-seven-steps-to-get-started