KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA PADA BULAN RAMADHAN 1444H
Penulis : Ayu Wulan
Saat ini, ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi masa pemulihan akibat pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai kebijakan untuk meminimalkan dampak pandemi terhadap ekonomi, termasuk program stimulus dan bantuan sosial. Meskipun begitu, sektor ekonomi Indonesia masih terdampak oleh pandemi, khususnya sektor pariwisata dan perdagangan. Lebaran atau Idul Fitri adalah salah satu momen penting bagi masyarakat Indonesia, dan biasanya diiringi dengan peningkatan aktivitas ekonomi. Pada Lebaran 2022, terjadi peningkatan angka kunjungan ke pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, yang dapat mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi. Namun, hal tersebut juga masih bergantung pada situasi pandemi dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada saat itu.
Untuk
Lebaran 2023, situasi ekonomi Indonesia kemungkinan akan bergantung pada banyak
faktor, seperti situasi pandemi, stabilitas politik, dan kebijakan ekonomi yang
diterapkan oleh pemerintah. Beberapa pengusaha ritel dan usaha mikro, kecil,
dan menengah mengeluhkan bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya
menjelang Lebaran 2023, meskipun tidak ada lagi pembatasan sosial. Dampak
pandemi pada ekonomi membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati dalam
membelanjakan uang mereka. Kepastian pekerjaan dan tunjangan hari raya juga
menjadi penting untuk memulihkan daya beli masyarakat.
Ketua
Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo)
menyatakan bahwa daya beli masyarakat cenderung lesu, terutama di kalangan
menengah ke bawah. Hal ini terlihat dari
penjualan kategori fashion,
sepatu, dan perhiasan yg tidak sebanyak sebelum pandemi, meskipun pembatasan
sosial telah dicabut. Menurutnya, masyarakat menahan diri dalam berbelanja
karena dampak pemutusan hubungan kerja yang terjadi selama pandemi. Survei Mandiri Institute
menunjukkan bahwa penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat mendorong
peningkatan aktivitas ekonomi. Namun, tingkat belanja masyarakat masih relatif
tertahan karena kenaikan inflasi awal tahun 2023, terutama di beberapa wilayah.
Porsi belanja di supermarket meningkat signifikan sejak 2022 terkait dengan
persiapan ramadhan,
lebaran,
dan mudik.
Survei
Penjualan Eceran Maret 2023 yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan bahwa
konsumsi masyarakat Indonesia pada awal Ramadhan naik dibandingkan bulan atau
tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan didorong oleh kelompok makanan,
minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.
Namun, penjualan kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga melambat karena
kenaikan bunga kredit. Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia dan Kepala Ekonom Bank Permata
menyarankan agar pemerintah mendorong investasi dan penyediaan lapangan kerja
padat karya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Tujuannya agar masyarakat
yang sempat terkena pemutusan hubungan kerja saat pandemi bisa terserap ke
sektor tersebut.
Sumber :
Salasah dkk. (2023). Sepekan Jelang Idul Fitri, Daya
Beli Masyarakat Belum Pulih. Diakses pada 20 April 2023, dari https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/13/sepekan-jelang-lebaran-2023-daya-beli-masyarakat-belum-pulih-sepenuhnya
Annisa, P. (2023). Pada Ramadhan dan Lebaran 2023,
Ekonomi Indonesia Berharap. Diakses pada 20 April 2023, dari https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6v