KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA PADA BULAN RAMADHAN 1444H

KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA PADA BULAN RAMADHAN 1444H    

Penulis : Ayu Wulan


Source : https://www.philnews.xyz/2017/07/ofw-remittances-may-2017-grew-5-5-percent-usd-2-31-billion-pres-duterte.html

    Saat ini, ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi masa pemulihan akibat pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai kebijakan untuk meminimalkan dampak pandemi terhadap ekonomi, termasuk program stimulus dan bantuan sosial. Meskipun begitu, sektor ekonomi Indonesia masih terdampak oleh pandemi, khususnya sektor pariwisata dan perdagangan. Lebaran atau Idul Fitri adalah salah satu momen penting bagi masyarakat Indonesia, dan biasanya diiringi dengan peningkatan aktivitas ekonomi. Pada Lebaran 2022, terjadi peningkatan angka kunjungan ke pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, yang dapat mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi. Namun, hal tersebut juga masih bergantung pada situasi pandemi dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada saat itu.

Untuk Lebaran 2023, situasi ekonomi Indonesia kemungkinan akan bergantung pada banyak faktor, seperti situasi pandemi, stabilitas politik, dan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah. Beberapa pengusaha ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah mengeluhkan bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya menjelang Lebaran 2023, meskipun tidak ada lagi pembatasan sosial. Dampak pandemi pada ekonomi membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Kepastian pekerjaan dan tunjangan hari raya juga menjadi penting untuk memulihkan daya beli masyarakat.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyatakan bahwa daya beli masyarakat cenderung lesu, terutama di kalangan menengah ke bawah. Hal ini terlihat dari penjualan kategori fashion, sepatu, dan perhiasan yg tidak sebanyak sebelum pandemi, meskipun pembatasan sosial telah dicabut. Menurutnya, masyarakat menahan diri dalam berbelanja karena dampak pemutusan hubungan kerja yang terjadi selama pandemi. Survei Mandiri Institute menunjukkan bahwa penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Namun, tingkat belanja masyarakat masih relatif tertahan karena kenaikan inflasi awal tahun 2023, terutama di beberapa wilayah. Porsi belanja di supermarket meningkat signifikan sejak 2022 terkait dengan persiapan ramadhan, lebaran, dan mudik.

Survei Penjualan Eceran Maret 2023 yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia pada awal Ramadhan naik dibandingkan bulan atau tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang. Namun, penjualan kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga melambat karena kenaikan bunga kredit. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia dan Kepala Ekonom Bank Permata menyarankan agar pemerintah mendorong investasi dan penyediaan lapangan kerja padat karya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Tujuannya agar masyarakat yang sempat terkena pemutusan hubungan kerja saat pandemi bisa terserap ke sektor tersebut.

 

Sumber :

Salasah dkk. (2023). Sepekan Jelang Idul Fitri, Daya Beli Masyarakat Belum Pulih. Diakses pada 20 April 2023, dari https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/13/sepekan-jelang-lebaran-2023-daya-beli-masyarakat-belum-pulih-sepenuhnya

Annisa, P. (2023). Pada Ramadhan dan Lebaran 2023, Ekonomi Indonesia Berharap. Diakses pada 20 April 2023, dari https://kmp.im/plus6

Download aplikasi: https://kmp.im/app6v

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama